2022, can we be friends?
Blog pertama di 2022.
Biar kayak orang-orang gitukan yang biasanya kalau awal tahun pada buat laporan kegiatan pertamanya di tahun baru.
Hm, aku yakin enggak cuma aku sendiri yang merasa antara tahun 2020 dan 2021 ini kok rasanya laju banget ya berakhirnya dan sekarang eh udah 2022 aja. Apa karena efek pandemi? Umm enggak ada yang tau kalau kata tiktoknya lutfiafansyah dan temannya. Maybe yes, maybe no. Atau mungkin di tahun itu kehidupanku memang flat aja lol.
Masuk awal tahun, kata-kata yang paling sering muncul biasanya “resolusi”. Selain itu, jokes ata meme mengenai resolusi juga bertebaran di mana-mana. Sebenarnya enggak ada yang salah dengan buat resolusi, malah bagus karena artinya kita jadi punya rencana kedepannya.
Kalau aku, nyebutnya bukan resolusi tapi goals atau tujuan. Kurang lebih esensi sama, tapi aku merasa kalau resolusi itu suatu hal besar yang menggambarkan hasil. Contoh: travelling ke beberapa negara, lulus kuliah, dapat kerja, hidup lebih sehat, investasi saham dll. Sedangkan goals, menurutku hal-hal simpel yang remeh temehpun bisa aku masukkan ke dalam list. Contoh: perbanyak makan sayur dan buah, kurangin menunda-nunda, work out 2x seminggu dll. Kita pun bisa buat goals jangka pendek dan jangka panjang juga. Tapi balik lagi sih, sebenarnya preferensi aja mau nyebutnya resolusi, goals, atau apapun itu.
Selain itu yang namanya plan dengan apapun sebutannya itu, pasti ada hal-hal yang belum bisa tercapai dan akhirnya enggak kecentang di list kita dan itu it’s okay aja. Mungkin kita disuruh untuk lebih sabar dan berusaha lagi. Pada dasarnya juga enggak ada yang bilang resolusi tuh harus kecentang semua biar bisa buat resolusi baru. No, enggak gitu mainnya. Pasti ada beberapa di antara rencana-rencana itu yang sebenarnya enggak ada masa berhentinya. Jadi mau tahun kapan pun itu akan terus dijalani cuma mungkin perbedaannya ada peningkatannya dari tahun ke tahun. It’s okay untuk copy-paste resolusi tahun-tahun sebelumnya ke list tahun baru ini. Hapus yang menurut kita udah selesai dan enggak perlu dilanjutkan, dan tambahkan hal-hal yang ingin dicapai tapi belum ada di list.
It’s about process.
Coba kita buat goals itu lebih detail dan terperinci, jangan langsung ke hasilnya. Uraikan prosesnya supaya bisa menuju hasil yang diinginkan. Dengan kayak gitu, setidaknya kita bisa melihatnya itu bukan sekedar mimpi tapi hal-hal realistis yang bisa kita jalankan. Hal yang perlu diingat juga, timing orang itu beda-beda. Meskipun kita lihat di Instagram orang-orang kayak "living their best life", bukan berarti kita enggak kayak gitu juga. Kita bisa atau akan seperti itu, yang dibutuhkan adalah coba fokus ke diri kita dan pencapaian kita sendiri. Hargai apapun yang kita capai mulai dari hal yang kecil sampai ke hal yang besar menurut kita. Mereka sukses dan bahagia? coba damaikan hati untuk ikut turut berbahagia, tapi kalau memang belum bisa yaudah fokus aja ke diri sendiri dan pelan-pelan bangun kebahagian kita sendiri. Toh sebenarnya bahagia itu enggak ada yang abadi, biasanya ada masa naik turunnya juga.
Kalau lagi pengen sambat ya sambat aja. Sambatku hari adalah:
How about you?
Terakhir, selamat menyambut 2022. Semoga kita dipertemukan dengan hal-hal yang membuat kita merasa menjadi manusia yang lebih baik. Selamat bertumbuh🌱


Comments
Post a Comment